Paparan polusi udara selama kehamilan dapat meningkatkan risiko depresi pada ibu hamil, menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives.
Studi tersebut menemukan bahwa paparan polusi udara selama kehamilan dapat meningkatkan risiko depresi pada ibu hamil hingga dua kali lipat. Para peneliti mengamati data dari lebih dari 1.500 ibu hamil di Amerika Serikat dan menemukan bahwa mereka yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi memiliki risiko depresi yang lebih tinggi.
Polusi udara dapat mengandung berbagai zat kimia berbahaya yang dapat merusak sistem saraf dan hormonal pada ibu hamil. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental ibu hamil dan juga perkembangan janin.
Depresi pada ibu hamil dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan ibu dan janin. Depresi dapat meningkatkan risiko preeklampsia, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Selain itu, depresi juga dapat memengaruhi ikatan emosional antara ibu dan bayi serta perkembangan kognitif dan emosional anak.
Untuk mengurangi risiko depresi pada ibu hamil akibat paparan polusi udara, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kontrol polusi udara di lingkungan sekitar. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk mengurangi paparan polusi udara dengan cara menghindari aktivitas di luar ruangan saat polusi udara tinggi, menggunakan masker saat berada di luar ruangan, dan memastikan bahwa udara di dalam rumah bersih dan sehat.
Kesadaran akan dampak polusi udara pada kesehatan mental ibu hamil perlu ditingkatkan agar dapat mencegah risiko depresi yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, diharapkan dapat mengurangi risiko depresi pada ibu hamil dan meningkatkan kesehatan mental serta fisik ibu dan janin.