Kekerasan masa kecil, baik itu fisik maupun emosional, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun pada masa dewasa. Hal ini merupakan temuan dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Amerika Serikat.
Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 15.000 orang dewasa yang mengalami kekerasan saat masih anak-anak. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami kekerasan saat kecil memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk mengalami penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mengalami kekerasan.
Menurut para peneliti, kekerasan masa kecil dapat memicu respon sistem kekebalan tubuh yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dan organ tubuh. Selain itu, stres kronis yang disebabkan oleh kekerasan juga dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan neurotransmitter di dalam tubuh, yang kemudian dapat memicu reaksi autoimun.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya perlindungan dan perhatian terhadap anak-anak yang mengalami kekerasan. Selain itu, juga menekankan pentingnya intervensi dan dukungan psikologis bagi anak-anak yang mengalami trauma akibat kekerasan, untuk mencegah dampak buruknya pada kesehatan fisik dan mental mereka di masa dewasa.
Dengan demikian, kita sebagai masyarakat harus bersama-sama berperan aktif dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, dan memberikan dukungan serta perhatian yang cukup bagi mereka agar tumbuh dan berkembang dengan baik, tanpa risiko terkena penyakit autoimun di kemudian hari.